Latest News

Monday, May 28, 2012

Ilmu Makrifat, th. 1851.


"Punika serat piwulang ngelmi, winastan makrifat kubbullah, . . . (tidak jelas), wulanging para wali mukmin, .. dst", terjemahan bebasnya : 'Ini buku pelajaran yang dinamakan makrifat kubullah ... dst.'
Demikian yang tertulis pada cover depan buku langka koleksi 'rare book' disebelah ini, ditulis tangan menggunakan bahasa dan aksara Jawa.
Sayang penulisnya tidak mencantumkan namanya, hanya mencantumkan awal penulisannya yaitu 15 Siyam 1851.



Gambar samping adalah halaman 1, halaman awal, kalimat awal terbaca : "Ing ngisor iki tabe tabo wejanganane njeng Sinuhun ing Giri, anuduhake jatining makrifat, iya sejatining kasampurnan . . . dst".


Gambar diatas adalah halaman 10 (kiri) dan 11 (kanan). Pada kalimat akhir halaman 11, terbaca : " Ing ngisor iki pratelanne : 1. Alam akhadiyat, iki ingngaran puser bumi, Mekah, masjidil haram, baetllah. 2. Alama Wahdat, kang dadi dakar, iku pituduh dalaning sih".

Disamping adalah gambar halaman 40, halaman akhir, terbaca pada kalimat akhir : "Kudu ngawruhi Allah uriping kang nguripi, perluning perlu, ngawruhi ing nguripe, rehning urip nana kang uripi, endi jatining urip mau. Poma iki estokna.
Titi 1854." Selesai ditulis th, 1854.
Jadi buku langka 40 halaman ini ditulis tangan selama 3 (tiga) tahun.i.gr. 10.00.

Friday, May 18, 2012

Sejarahnya Nederlandsch Indie.

Buku langka koleksi 'rare book,' berjudul 'Geschiedenis van Nederlandsch Indie, deel II' belum tua banget tapi sudah termasuk langka. Sebetulnya judul ini terdiri dari beberapa jilid, berisi sejarah lengkap Nederlandsch Indie (setelah merdeka menjadi Republik Indonesia), maka pantas ditampilkan disini.
Buku langka ini pernah dimiliki oleh Prof. Dr. Harsja Bachtiar, mungkin karena bukunya sudah dimakan kutu dan digigit tikus pada cover depan maka buku ini disingkirkan dari koleksi beliau.

Gambar bawah kiri adalah lukisan saat Cornelis de Houtman diterima oleh Regent Bantam (Banten) pada th. 1596.

Gambar diatas kanan adalah lukisan saat keberangkatan yang kedua, armada dibawa komando Jacob van Neck menuju Oost Indie pada th. 1598.

Gambar bawah kiri, dipelabuhan jalan masuk ke Banten, 24 buah perahu masing2 berisi 50 an orang Banten menyerang kapal dimana Cornelis de Houtman berada. Sementara kapal lainnya : Mauritius, Hollandia dan Amsterdam menembak dengan meriam kearah Banten.

Gambar atas kanan, sebuah pasar disebelah Timur luar kota Banten dikunjung bermacam-macam bangsa, diantaranya : Arab, Portugis, Irlandia, Turki, China, Burma, Melayu, Bengali, Gujarat dll. Babar dicetak th. 1646.

Gambar bawah kiri lukisan pemadangan di Ternate pada th. 1599, dilukis lengkap dengan daftar obyek yang ada (a - t), diantaranya ada gedung Belanda 'Gamlamo', Portugis, penguasa setempat (Ternate), masjid, gereja dll

Gambar atas kanan, dilukiskan saat utusan Raja bernama Jacob van Neck diterima Raja Ternate pada 26 Juli 1601.

Gambar bawah kiri lukisan sebuah rumah di Banda Neira pada th. 1599, pedagang dari Amboina menyambut pedagang asing yang datang.

Gambar atas kanan, lukisan 'kora kora', kapal dayung tradisi Maluku. Dilukis oleh F. Valentine antara th. 1724 - 1726.


Koleksi 'rare book' yang ditampilkan ini disusun oleh Prof. DR. C.C. Berg, C. Wessels S.J., DR. H. Terpstra, dicetak oleh N.V. Uitgeversmaatschapij -Joost Van Den Vondel, Amsterdam 1938. Hardcover tebal dilapis kain merah, 25 x 31.5 cm, 487 halaman tebal.


Wednesday, May 9, 2012

Batavia, Oud en Nieuw, 1921.

"Ons Mooi Indie BATAVIA Oud en Nieuw", itulah judul buku langka koleksi 'rare book', terjemahan bebasnya kira-kira ' Indie kita yang indah, Batavia Lama dan Baru'.
Isinya, sesuai dengan judulnya, menceritakan Batavia Lama, diantaranya mengenai Pelayaran awal, Rencana, Pembangunan Batavia, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota (1595 - 1700).
Diteruskan dengan menceritakan Batavia Baru dimulai dengan dibangunnya Weltevreden kemudian Meester Cornelis (Jatinegara), Tangerang dan Buitenzorg (Bogor).

Selain cerita mengenai Batavia sepanjang 174 halaman teks, juga ditambahkan lebih dari 60 gambar2 menarik berukuran besar, 1 halaman 1 gambar.


Disamping ini adalah gambar Batavia awal, dilihat dari udara. Gambar2 Batavia Tua umumnya adalah lukisan, sedang gambar2 Batavia Baru adalah foto.


Gambar disebelah adalah lukisan H. Dubbels (1621-1676). Menggambarkan Batavia (tampak kasteel/benteng) dan kapal2 Belanda, dilatarbelakangnya 2 gunung, mungkin gunung Salak dan Pangrango.




Disamping ini foto masyarakat pribumi sedang mencuci dan mandi di sungai Ciliwung, disebelah jembatan Pasar Baru.








Disamping adalah jalan disebelah Selatan Koningsplein, sekarang jalan kecil itu berubah menjadi jalan Medan Merdeka Selatan. Dilatar belakang terlihat kubah gereja William depan stasiun Gambir (sekarang).

Disebelah adalah gambar 'Boulevard nieuw Kondangdia', ini adalah gambar prapatan Gondangdia pada th. 1920 an. Kalau kekanan arah jln. Menteng Raya, lurus kedepan jl. Cut Meutia, kekiri kearah jln. RP. Soeroso (jl. Gondangdia). Jadi gambar diambil dari arah jln. Kali Pasir.


Buku langka koleksi 'rare book' berukuran 11 x 17.5 cm ini ditulis oleh J.F.L. De Balbalian Verster dan M.C. Kooy-Van Zeggelen dan diterbitkan oleh J.M. Meulenhoff di Amsterdam pada th. 1921.
Buku ini walaupun hardcovernya masih bagus tapi sudah pernah mendapatkan perbaikan.

i.gr. 03.00

Friday, April 27, 2012

Gambar Kuno V.

Untuk yang kelima kalinya dan terakhir, 'rare book' mengunggah gambar kuno. Diharapkan teman2 bisa menikmati dan merasakan suasana pada saat gambar2 dibawah ini diambil fotonya yaitu pada th. 1930 dan sebelumnya.
Sengaja dipilih gambar yang langka atau setidaknya jarang ada ditempat lain.

Gambar dibawah ini menunjukan suasana 'canal Molenvliet', Batavia, sekarang adalah 'kali' (karena tidak lebar dan dangkal) diantara jln. Hayam Wuruk dengan jln. Gajah Mada. Pada saat itu masih bisa hilir mudik perahu membawa barang2.


Gambar berikut dibawah ini adalah suasana jl. Pintu Kecil, Jakarta, th. 1930. Terlihat sungai didepannya masih bisa dilewati perahu membawa barang dagangan, memang dari dulu sampai sekarang menjadi salah satu pusat perdagangan di Kota, jalanannya masih lega. Sekarang sungainya sudah menjadi kali, dangkal dan banyak lumpurnya. Bila kegiatan perdagangan sudah mulai, jalan menuju kesana macet sekali.



Lha kalau yang dibawah ini suasana didaerah perpotongan jalan raya dengan rel kereta api dan masih terlihat rel trem didaerah Pintu Air (sebelah kanan), Jakarta, sebelah kiri sekarang Masjid Istqlal, kalau terus kearah jl. Veteran, sedang kalau kebelakang jalan kearah Pasar Baru.


Sesuai dengan judul blog ini 'rare book - buku langka', gambar kuno yang sudah 5 kali ditampilkan ini diambil dari sebuah buku langka berjudul "1930 Handbook of The Netherlands East-Indies". Sebetulnya masih banyak gambar menarik dan beda dengan gambar2 yang biasa ditampilkan tapi saya cukupkan sampai Gambar kuno V saja.
Maaf kalau ada kekeliruan, silahkan kalau mau komentar atau mengoreksi, trim's.

Tuesday, April 24, 2012

Haji Abdul Karim Amarullah (ayahanda Buya Hamka)


'Rare book' menampilkan buku langka hasil karya "Dr. Abdoel Karim Amarullah". Beliau adalah ayah dari ulama besar dan sastrawan Angkatan Balai Pustaka, Buya Hamka.
Th. 1894 Haji Abdoel Karim Amarullah belajar agama kepada guru dan imam Masjidil Haram yaitu Syeh Ahmad Khatib di Makkah.

Salah satu hasil karyanya adalah buku langka disebelah ini berjudul 'Al-Qawloes-Shahih'.



H. Abdoel Karim Amarullah (gambar atas sebelah kiri) selesai menulis buku 'Alqawloesh Shahih' yang berisi kritik dan koreksi terhadap ajaran Ahmadiyah, pada 11 Februari 1926.
Gambar atas kanan adalah halaman awal, berisi keterangan dari buku langka tersebut, diantaranya isi buku, selesai ditulis dan larangan.
Masih menggunakan bahasa jaman dulu, kalau dibaca sekarang, bunyinya jadi aneh, misalnya : "Larangan. Tidak boleh ditjitak dengan tidak izin saja, Pengarang !! Kalau saja meninggal doenja pindah kekoeasaan kepada waris saja menoeroet agama soepaja ma'aloem".




Buku antik 'Alqawloesh Shahih', koleksi 'rare book' ini ejaan dan bahasanya agak aneh karena awalnya adalah ditulis menggunakan huruf Arab gundul atau Arab Melayu, langsung disalin dengan huruf latin biasa, agar lebih banyak masyarakat yang bisa membaca. Karena Ahmadiyah banyak tersebar di Jawa, ada rencana buku ini akan ditulis dalam bahasa Jawa bahkan akan ditulis dalam huruf Jawa sebab banyak masyarakat di Jawa terbiasa menggunakan huruf Jawa.
Buku langka ini 'didjoeal dan diterbitkan atas biaya oleh Datoek Nan Bareno alias Marah Intan, Djokjakarta (gambar atas kanan).





Buku antik yang dicetak di 'Drukkerij Persatuan Moehammadijah Djokja' ini sudah pernah diperbaiki dan diganti covernya menjadi hardcover ditempel dengan cover aslinya, berukuran 12.5 x 20 cm, 150 halaman.


i.gr. 03.00

Saturday, April 21, 2012

Naskah asli karya Abas St. Pamoentjak nan Sati.

'rare book' menampilkan buku langka, sebuah naskah asli karya sastrawan 'Angkatan Balai Poestaka' sampai 'Poejangga Baroe' bernama 'Abas Soetan Pamoentjak nan Sati', lahir di Agam, Sumatra Barat pada th. 1899. Dia dikenal setelah terbit karyanya berjudul 'Pertemuan' pada th. 1927. Dia juga banyak menulis prosa/novel, puisi, cerita bersambung dan menerjemahan buku pelajaran.

Buku naskah Abas St. Pamuntjak berjudul 'Ratna Wilis" disebelah ini selain buku langka juga benar2 buku antik karena :
* diketik manual lembar perlembar satu muka (tidak diketik bolak balik), menggunakan pita tinta warna hitam dan merah,
* dijilid manual, hardcover dilapis dengan kain biasa, dengan ukuran 21 x 30 cm, 220 halaman,
* bahasa melayu lama,
* ejaan lama banget (oe=u, dj=j, tj=c).
* satu-satunya, tidak mungkin diketik 2 kali, kalau ada juga hanya carbon copynya.

Gambar dibawah sebelah kiri dimaksudkan sebagai layout halaman depan, ada judul buku, nama pengarangnya, nama ilustratornya dan nama penerbitnya (masih kosong). Sedang gambar sebelah kanan adalah sebagai halaman awal, ada judul bab dan puisi : "Poelau Pandan djaoeh ditengah, dibalik poelau Angsa Doea. Hantjoer badan dikandoeng tanah, goena baik terkenang djoea".



Cerita Ratna Wilis dibagi menjadi 20 bab, beberapa bab diawali dengan puisi, seperti terlihat pada gambar diatas, ada stempel tanda tangan, ada stempel nama alamat dan puisi :
"sebeloem kawin haroes 'pikiri, habiskan hemat memilih istri, jang djadi belahan diri, teman hidoep setiap hari."


Berbeda dengan jaman sekarang, membuat naskah dengan komputer, ada kesalahan tinggal di insert, di del, atau move.
Jaman dulu untuk membetulkan naskah yang terlanjur diketik perlu usaha keras, contohnya seperti terlihat digambar diatas.


Gambar disebelah ini adalah hal. 219, halaman akhir dari buku langka 'Ratna Wilis', ini kalimat terakhir :" Tiap-tiap soeatoe ada achirnya, begitoe poelalah tjeritera ini, tiba disini ditammatkan".
Sayang tidak ada keterangan kapan karya sastra tersebut selesai ditulis.
Sudah 15 tahun lebih, buku langka atau buku antik ini menjadi koleksi rare book, tapi belum ditemukan sedikitpun informasi mengenai 'Ratna Wilis', kemungkinan naskah ini belum pernah diterbitkan.


i.gr. 10.00