Latest News

Showing posts with label buku tokoh. Show all posts
Showing posts with label buku tokoh. Show all posts

Wednesday, June 6, 2012

111 tahun Bung Karno, Penyambung Lidah Rakjat Indonesia.

Hari ini, 6 Juni 2012, 111 tahun yang lalu lahir Bung Karno, Pejuang, Perintis dan Proklamator Kemerdekaan Indonesia dan kemudian menjadi Presiden I Republik Indonesia.

Untuk memperingatinya, 'rare book' mengunggah koleksi buku langka, berjudul "Bung Karno, Penjambung Lidah Rakjat Indonesia" edisi khusus (beda dengan yang biasa kita lihat).

Buku langka ini (mungkin jaket covernya hilang) menjadi 'lebih langka' karena ditandatangani dan dikomentari oleh Bung Karno pada tanggal lahirnya, 6/6/1966 diusia yang ke 65. Ditambah tanda tangan 2 istri beliau, Hartini dan Dewi. Selain itu masih ada tanda tangan dan komentar J. Leimena, Wakil Perdana Menteri pemerintahan Bung Karno. Berikut gambar2nya.


Gambar atas kiri adalah komentar dan tanda tangan Bung Karno, sedang gambar kanan adalah tanda tangan Hartini dan Dewi.
Gambar samping adalah komentar & tanda tangan J. Leimena.









Gambar samping kiri adalah buku yang biasa kita temukan dimana-mana, sedang gambar kanan adalah perbandingan tebal buku edisi khusus (kiri) dengan yang biasa (kanan).


Disamping adalah gambar Bung Karno dan keluaraga.







i.gr. 30.00

Sunday, December 4, 2011

Tan Malaka


'TAN MALAKA, Bapak Republik Indonesia', judul buku langka koleksi 'rare book'.
Dalam pemberitaan di 'kabar kampus.com' bahwa buku ini hanya ada 2 buah, 1buah di Cornell University, AS, dan 1 buah lagi milik Daud, kolektor buku langka dan pemilik 'Samudra Buku'. Lha kalau informasi itu benar, berarti buku koleksi 'rare book' ini buku yang ketiga didunia,
wah . . wah.
Bahkan diberitakan oleh Republika 9 Des 2011, pada 'Indonesia Book Fair 2011' oleh Samudra Buku ditawarkan Rp. 150 jt, wah . . wah.
Bukunya sangat sederhana tapi menjadi sangat bernilai karena penulisnya Mr. Muhammad Yamin, seorang Ahli Hukum, giat dalam gerakan nasionalis kemerdekaan, Pahlawan Nasional Indonesia, ex Menteri Kehakiman, Menteri PPdan K, Menteri Penerangan pada masa Presiden Soekarno, dan sastrawan.
Tan Malaka lah yang pertama memperkenalkan Republik Indonesia ke dunia internasional, di Canton pada April 1925 dan di Tokyo pada Desember 1925, dalam tulisan/buku nya "Naar de Republik Indonesia" atau "Menuju Republik Indonesia"


Disebelah ini gambar hal. 1 dan hal. 2. Halaman 1 berisi 'Pengantar', dicetak dibagian dalam dari sampul depan.
Halaman 3 berjudul 'Bapak Repoeblik Indonesia'.



Sebelah gambar halaman 17 & 18 (halaman akhir), dimana halaman 18 dicetak dibagian dalam sampul belakang.

Buku langka ini diterbitkan oleh 'Penerbit Moerba Berdjoeang', pada th. 1946, hanya 18 halaman berukuran 12 x 15 cm, dicetak diatas kertas koran dengan sampul karton manila warna kuning.
Oleh pemilik sebelumnya, buku ini digabung (bundel) dengan Buku tulisan Tan Malaka saat berada di luar negri, berjudul 'Naar De Repoelik Indonesia'
ditulis di Tiongkok pada April 1925 dan buku Amanat Paduka Jang Mulia Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Bung Karno pada Konggres ke V Partai Murba th. 1960. Pada lain kesempatan, saya berharap buku2 tsb. bisa saya unggah di blog ini, karena bisa dikategorikan buku langka.

Monday, November 21, 2011

Fotografer misterius, J. Demmeni, 'si anak hilang'.

'rare book' tidak menampilkan buku langka, tapi yang ditampilkan adalah fotografer buku2 langka, pria bernama Jean Demmeni yang karya2nya ditampilkan di buku2 yang saat ini sudah langka walaupun namanya tidak disebutkan oleh penerbit maupun yang memajang karya foto2 Demmeni.
Th. 1894, dia ditunjuk sebagai Fotografer Ekspedidi Kalimantan, dipimpin oleh Dr. A.W. Nieuwenhuis, diterbitkan dalam 2 buah judul, masing2 2 jilid, semuanya menggunakan foto2 Demmeni. Bahkan foto2nya digunakan dalam buku pelajaran mengenai Hindia Belanda, digunakan sebagai hiasan/pajangan di sekolah2 dan digereja2 , sering dimuat dalam majalah2 Oud en Niew, Tropisch Nederland dan Cultureel Indie.
Foto2 indah karyanya juga dimuat di buku (pernah dimuat dalam blog ini) 'Nederlandsch-Indie, Land en Volk' (2 volume) dan 'de Volken van Nederlandsch-Indie' (2 volume).

Gambar keluarga Jean Demmeni, Lahir di Padang Panjang, 1866, turunan Perancis dan Indo Madura, menikah dengan wanita Mas Sarinah asal Solo, meninggal di Bogor dimakamkan di Jakarta.
Mungkin karena dia menjadi bagian dari Indonesia, maka namanya jarang (tidak?) ditampilkan oleh pemerintah kolonial saat itu, maka hasil fotonya menjadi 'foto misterius' karena nggak diketahui juru fotonya dan Demmeni menjadi 'fotografer misterius'. Berikut dibawah ini foto2 karya J. Demmeni yang dimuat di buku2 terbitan akhir th. 1800 an sampai awal th 1900 an.























Untunglah, Hauw Ming, Leo Hank dan Paul Zach, mengumpulkan, menekuni dan menelusuri foto2 Demmeni. Merekalah yang mengungkap identitas Demmeni, hasilnya, kembalilah si 'anak hilang', Jean Demmeni.
Di gambar atas, J. Demmeni (berkumis tangan dibelakang) berdiri didepan, ke 4 dari kanan.
Dia kenal baik dengan suku2 di Hindia Belanda, keraton2, bahkan dengan keluarga Kartini.

'Times Edition' menerbitkan buku "Indonesia, Image From The Past", pada th. 1987, memuat rangkuman riwayat dan foto2 indah karya Jean Demmeni, ditulis oleh Leo Hank dan Paul Zach.

i.gr. 02.00*

Monday, May 3, 2010

Pejuang Yang Tidak Mengenal Akhir



Judul bukunya "Pejuang Yang Tidak Mengenal Akhir".

Isinya mengenai perjuangang Bapak H.M. Soeharto, sejak gerilya, hingga lengser dari kepresidenan.

Walaupun sangat muda, buku ini sengaja 'rare books' tampilkan karena buku yang dianggap buku langka ini memiliki beberapa keunikan.

Diterbitkan oleh Yayasan Bina Paraplegia Indonesia, tahun 2001, dicetak lux, hardcover tebal plus kotak lux, ukuran 28 cm x 32 cm x 5 cm, sedang halamannya hanya 31 (17 + 14) halaman + sertifikat keaslian, menggunakan dwi bahasa, Indonesia & inggris

1. Halamannya tidak menggunakan kertas tapi menggunakan karton setebal 1.5 mm

2. Buku dijilid seolah olah dua buku yang terhubung.

3. Gambar2 ilustrasinya berupa kartu telepon,seluruhnya ada 35 buah kartu telpon baru.

4. Dicetak terbatas, hanya 1.000 buah dan berdasarkan sertifikat yang disertakan, buku ini No. 0322





Sebelah kiri gambar Cover depan. Gambar kanan adalah Halaman depan, gambar P. Harto di kartu telpon dengan latar belangkang Gunungan.





Halaman dalam, kisah peristiwa G 30 S (kiri). Menunaikan Ibadah Haji beserta keluarga (kanan). Perhatikan, gambar2nya (bukan latar belakang) adalah 'Kartu Telepon' yang bisa digunakan pada saat itu.





Buku didalam kotak (kiri). Hanya 17 + 14 halaman, seolah-olah 2 buah buku yang tersambung (kanan).





Halaman akhir (kiri). Cover belakang (kanan).



Sikap hidup yang diterapkan : Ojo Kagetan, Ojo Gumunan, Ojo Dumeh.

Terjemahan bebas dan penafsirannya : jangan gampang Kaget, jangan gampang Heran, karena kalau orang gampang kaget dan heran, akibatnya nggak bisa berpikir dengan jernih. Dan jangan Sombong. karena tidak ada orang yang menyukai orang sombong, kecuali para penjilat.

Maaf kalau saya keliru menafsirkan.