Latest News

Showing posts with label buku sastra lama. Show all posts
Showing posts with label buku sastra lama. Show all posts

Saturday, April 21, 2012

Naskah asli karya Abas St. Pamoentjak nan Sati.

'rare book' menampilkan buku langka, sebuah naskah asli karya sastrawan 'Angkatan Balai Poestaka' sampai 'Poejangga Baroe' bernama 'Abas Soetan Pamoentjak nan Sati', lahir di Agam, Sumatra Barat pada th. 1899. Dia dikenal setelah terbit karyanya berjudul 'Pertemuan' pada th. 1927. Dia juga banyak menulis prosa/novel, puisi, cerita bersambung dan menerjemahan buku pelajaran.

Buku naskah Abas St. Pamuntjak berjudul 'Ratna Wilis" disebelah ini selain buku langka juga benar2 buku antik karena :
* diketik manual lembar perlembar satu muka (tidak diketik bolak balik), menggunakan pita tinta warna hitam dan merah,
* dijilid manual, hardcover dilapis dengan kain biasa, dengan ukuran 21 x 30 cm, 220 halaman,
* bahasa melayu lama,
* ejaan lama banget (oe=u, dj=j, tj=c).
* satu-satunya, tidak mungkin diketik 2 kali, kalau ada juga hanya carbon copynya.

Gambar dibawah sebelah kiri dimaksudkan sebagai layout halaman depan, ada judul buku, nama pengarangnya, nama ilustratornya dan nama penerbitnya (masih kosong). Sedang gambar sebelah kanan adalah sebagai halaman awal, ada judul bab dan puisi : "Poelau Pandan djaoeh ditengah, dibalik poelau Angsa Doea. Hantjoer badan dikandoeng tanah, goena baik terkenang djoea".



Cerita Ratna Wilis dibagi menjadi 20 bab, beberapa bab diawali dengan puisi, seperti terlihat pada gambar diatas, ada stempel tanda tangan, ada stempel nama alamat dan puisi :
"sebeloem kawin haroes 'pikiri, habiskan hemat memilih istri, jang djadi belahan diri, teman hidoep setiap hari."


Berbeda dengan jaman sekarang, membuat naskah dengan komputer, ada kesalahan tinggal di insert, di del, atau move.
Jaman dulu untuk membetulkan naskah yang terlanjur diketik perlu usaha keras, contohnya seperti terlihat digambar diatas.


Gambar disebelah ini adalah hal. 219, halaman akhir dari buku langka 'Ratna Wilis', ini kalimat terakhir :" Tiap-tiap soeatoe ada achirnya, begitoe poelalah tjeritera ini, tiba disini ditammatkan".
Sayang tidak ada keterangan kapan karya sastra tersebut selesai ditulis.
Sudah 15 tahun lebih, buku langka atau buku antik ini menjadi koleksi rare book, tapi belum ditemukan sedikitpun informasi mengenai 'Ratna Wilis', kemungkinan naskah ini belum pernah diterbitkan.


i.gr. 10.00

Friday, April 13, 2012

Pranacitra, Roromendut dan Puntung rokok.

Koleksi 'rare book' yang berjudul 'Pranacitra' ini sudah pernah di tampilkan pada bulan Februari 2010 yang lalu, tapi karena belakangan ini 'rare book' menampilkan 2 buku langka berjudul "Serat Pranacitra, 1888" dan "Serat Pranacitra, tulis tangan, th 1881" maka dengan ditampilkannya kembali Pranacitra terbitan Balai Poestaka th.1932 ini mudah2an bisa menambah wawasan mengenai buku langka.

Kisah Pranacitra dan Roromendut ini populer di masyarakat, bahkan dipercaya kisah ini benar terjadi, ada makamnya dan dikunjungi orang pada waktu2 tertentu.
Bahkan (lagi) pada tgl 15 April 2012, cerita dengan seting waktu jaman Sultan Agung Raja Mataram th. 1600 an ini dipentaskan spektakuler di Teater Jakarta, didukung oleh bintang2 pemeran top diantaranya Tio Pakusadewo, Happy Salma, Ray Sahetapy, Debby Sahertian dll.


Pada saat Tumenggung Wiraguna berhasil mengalahkan Pati, Roromendut cantik termasuk putri yang diboyong dan ditaksir oleh Tumenggung, tapi ditolaknya sehingga membuat Tumenggung marah, ujung2nya terjadi pembunuhan terhadap Roromendut dan kekasihnya, Pranacitra.
Di akhir kisah, Tumenggung Wiraguna dihukum oleh Sultan Agung dengan memindahkannya dari Mataram.



4 gambar diatas adalah gambar ilustrasi dalam buku langka Pranacitra terbitan Balai Poestaka, Batavia Centrum th. 1932, menunjukan Roromendut jual rokok, ternyata yang laku adalah puntung rokok bekas bibir cantik Roromendut, semakin pendek semakin mahal karena dianggap lebih lama nempel dibibirnya.
Gambar yang selanjutnya, ilustrasi Pranacitra dibunuh Tumenggung dan terakhir gambar saat Tumenggung pindah keluar Mataram.

i.gr. 02.00*

Tuesday, March 13, 2012

Serat Tjentini, th 1914.

'Serat Centhini' ada juga yang menyebut 'Suluk Tambangraras-Amongraga' adalah sebuah karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru, ditulis dalam bentuk tembang (lagu) Jawa terdiri 12 jilid, atas prakarsa Raja Surakarta, Sunan Pakubuwana V semasa belum diangkat jadi raja, bernama Pengeran Adipati Anom, pada th. 1814, isinya dimaksudkan untuk menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa agar tidak hilang.
Sunan Pakubuwono VII mengubah Serat Centhini jilid 5 sampai jilid 9 menjadi 8 jilid untuk dihadiahkan kepada Belanda.

Disebelah ini buku langka koleksi 'rare book' berjudul 'Serat Tjentini', djilid V-VI, diterbitkan oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen di Batavia pada th. 1914. Dialih aksarakan dari kitab induk di Leiden, Nederland.


Disebelah ini gambar halaman 111 dalam buku 'Serat Tjentini'.
Terlihat bait2 puisi tembang (lagu Jawa).








Disebelah adalah contoh bait no. 89, tembang juru demung, dimana menceritakan Seh Amongraga sedang senang hatinya melihat ruangan sudah dihias indah diapit gagar mayang, dan seterusnya . .

Yang sebelah ini bait no. 95, tembang Asmaradana, menceritakan Seh Amongraga selesai tafakur mendapat sasmita dari Hyang maha Moelja, yaitu melihat bunga teratai sedang mekar.

Disebelah adalah bait no. 131, tembang Kinanti, menceritakan perjalanan Jayengresmi, Jayengraga, Kulawirya dan Nuripin.





Pada saat 'rare book' mendapatkan buku langka ini keadaannya seperti pada gambar diatas, covernya sudah pernah diperbaiki dan agak lusuh tertekuk namun halaman dan isinya masih lengkap. Dicetak oleh firma Ruygrok & Co, Batavia, th. 1914.
i.gr. 10.00*

Friday, July 29, 2011

Duizend en een Nacht, 1001 Malam, th.1921.


Gambar buku diatas adalah buku tua (90 th), berjudul "Duizend en een Nacht, Arabische Vertelingen", 'Kisah 1001 Malam' versi bhs Belanda,termasuk buku langka koleksi 'rarebook', diceritakan kembali dng lengkap oleh Henri Borel diterbitkan J. Phillip Kruseman, 'S Garvenhage, pada th. 1921, dilengkapi dengan ratusan illustrasi hitam putih (langsung pada halamannya) dan 20 diantaranya berwarna (ditempel pada halamannya) oleh Fernand Schultz-Wettel.
Bahwa kisah dalam buku tua atau buku langka ini adalah dongeng seorang permaisuri yang mencoba untuk menunda hukuman mati baginya, dengan cara menceritakan kisah2 yang menarik diantarannya 'Alibaba dengan 40 penyamun', '7 kisah Sinbad sang Pelaut', 'Aladin dan Lampu Wasiat', 'Abunawas', selama 1001 malam, tentu sudah biasa kita dengar, bahkan sebagai pengantar tidur semasa kita kecil, tapi yang menarik dalam buku tua atau buku langka ini adalah gambar illustrasinya, karakter dan anatominya sangat bagus, sehingga membuat gambarnya bisa bercerita. Silahkan menikmati sebagian gambar yang ada didalam buku langka ini.






















Sayang, waktu saya mendapatkan buku langka ini covernya sudah rusak dan sudah diganti, namun seluruh halaman dan gambarnya masih utuh.
Buku terdiri dari 2 jilid, 440 dan 379 halaman dengan ukuran 20.5 x 26.5 cm.

i.gr. 02.50*

Thursday, February 11, 2010

Njai Dasima

"Njai Dasima" karya S.M. Ardan, penerbit Pustaka Djaja. 12 x 19 cm, 68 hlm.
Seting waktu adalah saat Belanda masih berkuasa di Indonesia, mengenai kisah asmara wanita yang menjadi (maaf) gundik belanda.
Ceritanya sangat populer dimasyarakat, khususnya masyarakat Betawi. Sering dipentaskan pada Lenong, Topeng dan teater2 lainnya.

Friday, February 5, 2010

Bunga Rampai, Sastra Melayu.

"Bunga Rampai jaitoe Berbagai-Bagai Tjeritera" oleh A.F. Von Dewall. Tertjetak Dibandar Betawi pada Pertjetakan Gouvernement, 1911.
Demikian tertulis pada hardcover depan. Ukuran buku 13.5 x 21.5 cm, 93 hlm.
Sesuai dengan judulnya, berisi berbagai cerita sastra dalam bahasa Melayu lama, diantaranya :
* Tjeritera Pak Belalang. Maka inilah bidal Melajoe . . .
* Tjeritera Negeri Singapoera. Sebermoela maka . . .
* Hikajat Seekor Keledai dan Seekor Lemboe dengan Orangnya. Kata sahiboe'lhikajat . . .
* Hikajat Seorang Saudagar Denga Seorang Djin.

i.gr. 01.00*


Thursday, February 4, 2010

Pranatjitra, Roromendut, W. Churchill dan puntung.

Puntung cerutu PM Inggris, W. Churchill dilelang laku Rp. 67,25 juta (Daily mail 31/1/2010). Hebat ya.
Tapi lebih hebat puntungnya Roromendut nan cantik. Saking cantiknya puntungnya laku keras. Yang beli ngantri, semakin pendek puntungnya semakin mahal karena karena lebih lama kena bibir cantiknya Roromendut, bahkan Senopati Mataram Toemengoeng Wiragoeno naksir banget. Pranatjitra, pemuda tampan yang berhasil menjadikan Roromendut sebagai kekasihnya. Kejadiannya pada jaman Sultan Agung, Mataram.


Kisah romantis ada didalam Buku "PRANATJITRA" , terbitan Balai Poestaka, th 1932, 15.5 x 22 cm, 134 hlm.
Kisah Roromendut dan Pranatjitra, dalam bahasa Melayu, lengkap dengan seting lokasi, waktu, bahkan diceritakan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap peristiwa Pranatjitra dan Roromendut.
Cerita Pranacitra Roromendut sering dipentaskan di sandiwara, tonil, kethoprak dll.

i.gr. 02.00*

Tuesday, January 19, 2010

Rendra dan novelnya

Almarhum W.S. Rendra, banyak sekali orang mengenalnya sebagai dramawan besar, bahkan sampai ke mancanegara, banyak menulis dan membaca puisi.
Tetapi sedikit yang tahu, bahwa 'dia' juga membuat karya sastra lainya, novel/prosa/roman, diterbitkan atau dimuat di majalah2 kebudayaan terbitan tahun 1960 an.
'Ia Sudah Bertualang' salah satu karya 'dia' juga, diterbitkan oleh Penerbit Nusantara, th 1963, 97 halaman, 12.5 x 18 cm.
Siapa pernah baca?

i.gr. 00.50*

Monday, January 11, 2010

Hamka, Romantisme Kapal Tenggelam

Ternyata bangsa kita tidak kalah kreatif dari bangsa lain. Buktinya buku berjudul 'Tenggelamnja Kapal Van Der Wyck', karya HAMKA yang monumental, diterbitkan oleh Balai Pustaka, Djakarta, tahun 1951, 15 x 23 cm, 206 halaman, juga menceritakan kisah romantis antara Pria dan Wanita yang berkaitan erat dengan Kapal Tenggelam.
Hebat lho, kalau kita baca, tersedotlah perasaan kita.

i.gr. 02.00*