Koleksi 'rare book' yang berjudul 'Pranacitra' ini sudah pernah di tampilkan pada bulan Februari 2010 yang lalu, tapi karena belakangan ini 'rare book' menampilkan 2 buku langka berjudul "Serat Pranacitra, 1888" dan "Serat Pranacitra, tulis tangan, th 1881" maka dengan ditampilkannya kembali Pranacitra terbitan Balai Poestaka th.1932 ini mudah2an bisa menambah wawasan mengenai buku langka.

Kisah Pranacitra dan Roromendut ini populer di masyarakat, bahkan dipercaya kisah ini benar terjadi, ada makamnya dan dikunjungi orang pada waktu2 tertentu.
Bahkan (lagi) pada tgl 15 April 2012, cerita dengan seting waktu jaman Sultan Agung Raja Mataram th. 1600 an ini dipentaskan spektakuler di Teater Jakarta, didukung oleh bintang2 pemeran top diantaranya Tio Pakusadewo, Happy Salma, Ray Sahetapy, Debby Sahertian dll.


Pada saat Tumenggung Wiraguna berhasil mengalahkan Pati, Roromendut cantik termasuk putri yang diboyong dan ditaksir oleh Tumenggung, tapi ditolaknya sehingga membuat Tumenggung marah, ujung2nya terjadi pembunuhan terhadap Roromendut dan kekasihnya, Pranacitra.
Di akhir kisah, Tumenggung Wiraguna dihukum oleh Sultan Agung dengan memindahkannya dari Mataram.


4 gambar diatas adalah gambar ilustrasi dalam buku langka Pranacitra terbitan Balai Poestaka, Batavia Centrum th. 1932, menunjukan Roromendut jual rokok, ternyata yang laku adalah puntung rokok bekas bibir cantik Roromendut, semakin pendek semakin mahal karena dianggap lebih lama nempel dibibirnya.
Gambar yang selanjutnya, ilustrasi Pranacitra dibunuh Tumenggung dan terakhir gambar saat Tumenggung pindah keluar Mataram.
i.gr. 02.00*
Untuk yang ketiga kalinya 'rare book' menampilkan buku "Serat Pranacitra", namun koleksi 'rare book' Serat Pranacitra yang ketiga ini beda dari sebelum sebelumnya. Walaupun isi/jalan ceritanya mirip dengan Serat Pranacitra yang sebelumnya, Serat Pranacitra yang sekarang ini lebih tua dan ditulis tangan. Saking tuanya (130 th), kertasnya sdh agak rapuh.
Disebelah ini gambar halaman awal lembar 1, ditulis : "purweng kata sinawung hartati, sukra wage rabulakirara, ping kalih welas tanggale, warsa Lip kang lumaku, sinengkalan Budi Basuki Kaesti Wong Utama, dst." artinya awal penulisan pada hari Jumat Wage tanggal 12 Rabiulakhir, tahun Alip, 1811, atau hari Jumat tgl. 3 Maret 1882.
Di halaman akhir juga diterangkan bahwa selesainya menulis buku ini pada pk. 10.00 malam, tgl. 5 April 1882, jadi butuh waktu sebulan untuk menulis buka langka koleksi 'rare book' ini, namun tidak dijelaskan siapa penulisnya.
Selain sangat tua, tulis tangan, cerita berbentuk lagu Jawa, yaitu tembang Macapat, yang menarik lagi adalah dengan ditambahkan gambar ornamen indah dalam setiap pergantian lagu/tembang. Dibawah ini ada ditampilkan beberapa contoh gambar ornamen indah tersebut.







Yang unik lagi adalah buku langka ini tidak ada nomer halamannya, yang ada adalah nomer lembaran terletak di halaman kiri atas tengah, jadi karena ada 95 lembar tulisan berarti ada 190 halaman tulisan.
Sedang nomer yang ada di seluruh halaman bawah tengah adalah nomer jumlah tembang, seluruhnya ada 29 tembang.
Ada yang aneh lagi, buku langka koleksi 'rare book' ini covernya terbuat dari semacam karton berbahan utamanya dari tikar pandan yang biasa buat duduk atau tidur. Rupanya buku berukuran 18 x 22 cm, 95 lembar ini dijilid sendiri oleh penulisnya.
Pantas dikategorikan sabagai buku antik dan langka : tulis tangan, berbentuk tembang (lagu), aksara tradisional (Jawa), dijilid manual dan pasti hanya satu-satunya.
i.gr. 10.00*
'rare book' menampilkan buku langka atau buku tua (124 th) berjudul "Serat Pranacitra" yang sangat populer di masyarakat Jawa.
Buku ini menceritakan kisah percintaan yang pernah terjadi pada masa kerajaan Mataram, yaitu cinta segi tiga antara gadis bernama Roromendut, perjaka bernama Pranacitra dan Tumenggung Wiraguna, senopati prajurit Mataram, yang berhasil menaklukan Pati dan memboyong putri cantik, Roromendut ke Mataram.
Kisah Pranacitra ini disingkat oleh C.F. Winter, dikoreksi dan ditulis oleh Mas Kartasubrata, dicetak di oleh Van Dorp & Co di Semarang dalam bahasa dan aksara Jawa pada th. 1888.
Sekuel yang paling terkenal adalah saat Roromendut jualan rokok, yang paling laris adalah rokok bekas yang diisap oleh Roromendut, semakin pendek semakin mahal. Kenapa? Lihat 'Pranacitra, Raramendut, W. Churchil dan Puntung', yang sudah di upload lebih dulu.
Kisah Pranacitra dalam buku ini disusun dalam bentuk tembang Jawa, Macapat. Dibawah ini adalah sebagian dari halaman awal dan sebagian halaman akhir dari buku Serat Pranacitra.



Buku langka atau buku tua koleksi 'rare book' ini berukuran 15.5 x 23 cm, berisi 32 halaman untuk daftar isi dan nomer tembang + 205 halaman kisah Pranacitra dalam tembang + 8 halaman untuk ralat.
Buku tua ini menurut saya, dulu banget, pernah diganti kulitnya tapi kwalitas pengerjaanya bagus.
i.gr. 03.00*
'Kamus Internasional' judul buku koleksi 'rare book' dibawah ini diunggah karena keunikannya membuat kamus langka ini bisa dikategorikan buku langka walaupun umurnya baru setengah abad lebih.
Biasanya kamus dibuat untuk menterjemahkan dari satu bahasa kebahasa lainnya. Tapi kamus ini menerjemahkan beberapa macam bahasa, diantaranya bahasa Arab, Jerman, Junani, Ibrani, Itali, Latin, Russia, Spanyol, Sankrit, Tionghoa, Amerika (beda dengan bhs Inggris) dll., kedalam satu bahasa Indonesia.

Gambar2 dibawah menunjukan susunan kamus dan setiap kata asing diberikan keterangan asal bahasanya, misalnya (It) dari bhs Itali, (Lat) dari bas Latin, (Norw) dari bhs Norwegia, (Per) dari bhs Perancis, (Ing) dari Inggris, (Am) dari bhs Amerika.




Mungkin Kamus Internasional ini diterbitkan karena saat itu (th, 1956) banyak golongan masyarakat dan massmedia yang menggunakan berbagai istilah bahasa asing, (mungkin biar keren).
Apakah jaman sekarang masyarakat juga masih sering menggunakan bahasa Asing supaya dianggap hebat?
Buku langka koleksi 'rare book' ini disusun oleh Osman Raliby, diterbitkan oleh CV Bulan Bintang, cet. I th. 1956, berukuran 13.5 x 19.5 cm, 449 halaman.
i.gr. 01.00*