Latest News

Monday, May 3, 2010

Pejuang Yang Tidak Mengenal Akhir



Judul bukunya "Pejuang Yang Tidak Mengenal Akhir".

Isinya mengenai perjuangang Bapak H.M. Soeharto, sejak gerilya, hingga lengser dari kepresidenan.

Walaupun sangat muda, buku ini sengaja 'rare books' tampilkan karena buku yang dianggap buku langka ini memiliki beberapa keunikan.

Diterbitkan oleh Yayasan Bina Paraplegia Indonesia, tahun 2001, dicetak lux, hardcover tebal plus kotak lux, ukuran 28 cm x 32 cm x 5 cm, sedang halamannya hanya 31 (17 + 14) halaman + sertifikat keaslian, menggunakan dwi bahasa, Indonesia & inggris

1. Halamannya tidak menggunakan kertas tapi menggunakan karton setebal 1.5 mm

2. Buku dijilid seolah olah dua buku yang terhubung.

3. Gambar2 ilustrasinya berupa kartu telepon,seluruhnya ada 35 buah kartu telpon baru.

4. Dicetak terbatas, hanya 1.000 buah dan berdasarkan sertifikat yang disertakan, buku ini No. 0322





Sebelah kiri gambar Cover depan. Gambar kanan adalah Halaman depan, gambar P. Harto di kartu telpon dengan latar belangkang Gunungan.





Halaman dalam, kisah peristiwa G 30 S (kiri). Menunaikan Ibadah Haji beserta keluarga (kanan). Perhatikan, gambar2nya (bukan latar belakang) adalah 'Kartu Telepon' yang bisa digunakan pada saat itu.





Buku didalam kotak (kiri). Hanya 17 + 14 halaman, seolah-olah 2 buah buku yang tersambung (kanan).





Halaman akhir (kiri). Cover belakang (kanan).



Sikap hidup yang diterapkan : Ojo Kagetan, Ojo Gumunan, Ojo Dumeh.

Terjemahan bebas dan penafsirannya : jangan gampang Kaget, jangan gampang Heran, karena kalau orang gampang kaget dan heran, akibatnya nggak bisa berpikir dengan jernih. Dan jangan Sombong. karena tidak ada orang yang menyukai orang sombong, kecuali para penjilat.

Maaf kalau saya keliru menafsirkan.

Saturday, May 1, 2010

Kitab Suci Zabur & Taurat, aksara Jawa.

Gambar berikut adalah Sepasang Kitab Suci Tua, yaitu Kitab Suci Zabur dan Kitab Suci Taurat, menggunakan aksara dan berbahasa Jawa. 'rare books' sudah menyimpan buku langka ini puluhan tahun.
Seperti yang kita pelajari, Kitab Zabur diwahyukan kepada Nabi Daud, sedang Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa.


Sebelah kiri Kitab Suci Zabur setebal 1.070 halaman , sedang sebelah kanan Kitab Suci Taurat setebal 892 halaman.


Gambar2 diatas adalah halaman muka kedua kitab, 'Kitab Zabur, saking basa Ibrani, kabasakaken Jawi' atau Kitab Zabur dari bhs Ibrani, terjemahkan ke bhs Jawa (kiri). 'Kitab Toret, kang kapisan, panganggitipun Musa' atau Kitab Taurat yang pertama, karangannya Musa (kanan).


Salah satu halaman Kitab Zabur, diatas ada judul 'Bab 8' 'Nabi Yesaya' (kiri). selanjutnya (kanan) halaman dalam Kitab Taurat, diatas ada judul 'Bab 2, Surat Yusak'.

Lha kalau yang dibawah ini adalah gambar kertas yang digunakan pada kedua Kitab tersebut diatas, apabila diterawang terlihat ada watermark/gambar air, berupa garis2 halus horizontal dan vertikal.


Buku2 tersebut diatas berukuran 14 x 23.5 cm , sayangnya buku langka ini tidak mencantumkan keterangan mengenai siapa dan kapan diterbitkan. Kalau melihat jenis kertasnya dan model pencetakannya, saya duga umurnya lebih dari 100 tahun.
Maaf kalau saya keliru.

i.gr. 50.00*

Friday, April 30, 2010

Beelden uit Nederlandsch Indie, 1893.

"Beelden Uit Nederlandsch India" judul bukunya, diterbitkan pada th. 1893 oleh H.D. Tjeenk Willink, Haarlem, ditulis oleh F.J. Van Uildriks, berukuran 15 x 22.5 cm, 352 halaman.

Isinya mengenai gambaran keadaan Nederlandsch Indie mulai dari Sumatra s/d Papua, baik keadaan Alamnya maupun Penduduknya, pada sebelum dan sesudah tahun 1890 an.



Berikut beberapa gambar saya tampilkan :


'Salah satu jalan lama di Batavia' (kiri) dan 'Pemandangan jalan baru di Batavia' (kanan), dipinggir sungai Ciliwung ?


'Muara sungai Padang' (kiri) terlihat gunung Padang dimana sekarang menjadi tempat rekreasi Malin Kundang. 'Pemandangan di Makassar' (kanan).

'Satu keluarga Melayu' (kiri). 'Satu Rumah keluarga di Manokwari' (kanan).

'Perburuan di Borneo' (kiri). 'Pertarungan Orangutan dengan orang Dayak' (kanan).


'Amuk', orang mengamuk (kiri). Jaman sekarang orang ngamuk barengan alias tawuran.
'Tarian Keris' (kanan).

i.gr. 15.00*

Monday, April 12, 2010

"Le Moniteeur des Indes-Orientales et Occidentales" 1848

Le Moniteeur des Indes-Orientales Et Occidentales", adalah judul buku dibawah ini. Penulisnya adalah P. Melvill, diterbitkan dibawah naungan Pengeran Henry dari Belanda, bekerjasama dengan Anggota Masyarakat Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia.

Isinya mengenai Catatan perihal Keadaan Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Industri, Perdagangan dan Fakta2/Kejadian Penting di Hindia Timur dan Barat (maksudnya Nederlandsch Indie), pada tahun 1847 - 1848, termasuk diantaranya mengenai Sejarah, Politik, Pemerintahan, Kolonisasi, Ekonomi, Statistik, Pertanian, Botani, Agrokultur dll.
Diterbitkan oleh Belinfante Freres, La Haye (Belinfante Brothers, Den Haag), menggunakan bahasa Perancis, ukuran 25 x 33 cm, hard cover, VI+ 392 + 115 halaman, peta & gambar, pada tahun 1848."

Dibawah ini ada 3 gambar yang menunjukan situasi pada sebuah lokasi, seratus enam puluh tahun yang lalu, sangat jauh berbeda dengan sekarang, namun ciri2 khususnya masih ada :


Lapangan Banteng jaman dulu sedang ada parade kuda, terlihat dilatar belakang gambar gedung. Sekarang menjadi salah satu kantor Departemen Keuangan.


Bukitinggi, benteng Fort De Kock, jenjang/tangga keatas dan jalan mendaki kesebelah kiri sampai sekarang masih ada walaupun dipenuhi dengan pedagang.


Bagaimana dengan gambar Masjid Besar Palembang? Maaf, saya belum pernah ke Palembang. Mudah2an ada yang bisa menambah komentar.

i.gr. 03.25*

Saturday, April 3, 2010

Prangko Nederlandsch Indie 1890 an.

Agar tidak selalu melihat buku, maka saya tampilkan prangko terbitan jaman Nederlansche Indie tahun 1890 an.
Saya tampilkan prangko yang capnya jelas, minimal capnya bisa diperkirakan tahunnya.
Terlihat ada 3 macam cap, yaitu :
1. Cap bulatan pakai tahun (barisan atas dan bawah)
2. Cap bulatan dan persegi pakai tahun (barisan atas dan bawah)
3. Capnya hanya titik-titik tanpa tahun tapi pakai nomer (barisan tengah).

Sedang yang cetak tindih (barisan bawah) tahunnya lebih muda, mungkin karena bea pos sudah naik, tapi belum ada prangko dengan nilai nominal yang sesuai.


Wednesday, March 24, 2010

Majalah 'DJAWA' th. 1922

Majalah "DJAWA" adalah majalah 3 bulanan yang diterbitkan oleh Java Instituut, Weltevreden.
Dewan redaksinya orang2 hebat dibidangnya, yaitu bidang Sastra dan Budaya Jawa, 1. Dr. R. A. Hoesein Djajadiningrat, 2. J. Kats, 3. S. Koperberg, 4. R. Ng. Poerbatjaraka dan 5. J. W. Teilers.
Gambar disamping adalah terbitan Tahun ke 2, No. 1, bulan Maart 1922, ukuran 22.5 x 29.5 cm, 73 halaman kertas tebal.
Isinya ada 7 topik, diantaranya adalah Pemugaran Peninggalan Hindoe Java.
Sedang gambar2 dibawah adalah gambar didalam majalah, yaitu gambar Candi Prambanan saat dipugar, gambar candi tahun 1903 .
i.gr. 02.50*